Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Jumat, 02 Maret 2012

Mari Mengakali Perekonomian Diri Sendiri

Hidup memang tak selamanya bisa terus merasakan senang, klise memang. Dan saat ini-pun kondisi perekonomian kami sekeluarga tidak lebih baik dari tahun 2007 silam. Sebuah insiden melumatkan impian kami semua untuk terus bahagia, hahahaha utopis bukan ? Beruntungnya, yah kami masih cukup beruntung karna masih dipertemukan beras dan saya serta kedua adik saya masih bisa membayar iuran bulanan sekolah secara teratur. Lantas apa yang perlu di takutkan dan dianggap sebagai kondisi perekonomian yang kurang baik ? Mungkin apabila pasca lulus SMP saya tidak pernah mengikuti trend musik yang sedang berkembang kala itu, hari ini saya sudah depresi berat menghadapi situasi semacam ini. Yah, saya sama seperti orang lain atau mungkin kamu yang menaruh Hardcore/Punk pada thanks list kehidupan.

Saya selalu membayangkan apabila saya masih sama dengan saya sebelum lulus SMP. Selalu berusaha untuk uptodate terhadap fashonstyle, sampai-sampai setiap memasuki pergantian dari trend satu ke trend selanjutnya saya selalu menghabiskan sejumlah uang untuk berburu stuff yang sedang hip saat itu. Dan selalu merasa tidak percaya diri apabila saya tidak tampil sama seperti orang kebanyakan yang terbawa arus trend. Mungkin hari ini, detik ini, saya sudah menangis karna saya tidak punya cukup uang untuk membeli semua outfit yang Peter Say Denim tawarkan. Mungkin saya sudah kesal dengan kedua orang tua saya yang tidak menuruti permintaan saya untuk membelikan Vespa Piaggio keluaran terbaru. Menyesali nasib ketika hanya bisa membeli sepatu Vans kualitas entah berapa keluaran Tampur dan bukannya keluaran Penny. Bermurung durja ketika uang dikantong tidak cukup untuk sejenak menikmati segelas Coffee di Starbucks. Dan tidak bisa intens mengajak kekasih setiap weekend menyambangi XXI. Meski begitu bukan berarti saya yang sekarang menolak berkompromi terhadap trend yang sedang bergulir namun lebih pintar memilih mana trend yang pantas untuk diikuti dan mana yang tidak. Dan selalu memposisikan diri sebisa mungkin untuk tidak terbawa arus trend, karna siapa yang terbawa arus trend, ia tidak pernah tau kapan akan berhenti.

Beruntung saya sempat mengikuti trend musik pada waktu itu. Dan membawa saya pada proses hingga saat ini. Selalu mengakali kondisi perekonomian internal yang tidak bagus dengan berbagai cara. Salah satunya dan yang saat ini sedang saya terapkan pada diri saya sendiri adalah Buy Nothing Day. Yah, sebuah hari tanpa belanja yang dimotori oleh Ted Dave, seorang penggerak di kolektif Adbuster pada tahun 1993.

Selama delapan hari dengan waktu yang tidak berurutan, saya akan mulai membiasakan diri untuk tidak mengeluarkan sepeser uang pun dihari yang telah saya bulatkan. Saya tau ini terdengar mustahil dilakukan untuk saya yang seorang mahasiswa mengingat waktu-waktu yang telah saya bulatkan itu adalah waktu-waktu dimana saya masih beraktifitas dengan jadwal perkuliahan. Mungkin pada beberapa aspek seperti tidak membeli makanan kecuali makanan yang disajikan dirumah, itu bisa saya atasi. Bagaimana dengan bensin ? mengingat tidak mungkin saya menggunakan kendaraan umum tanpa membayar sejumlah uang sesuai tarif yang berlaku. Dan tidak mungkin juga untuk saya berjalan kaki ke kampus. Saya menyiasati ini dengan mengisi bensi pada hari sebelum saya memulai Buy Nothing Day dan menggunakan motor pada hari itu seperlunya untuk mengantisipasi habisnya bensin untuk hari esoknya.

Sepertinya setiap bulannya saya akan terus menerapkan ini untuk mengurangi sedikit beban dari krisisnya perekonomian kami. Setidaknya semua ini semacam menjadi alat pengendali hawa nafsu saya untuk kembali menjadi saya waktu SMP dulu.

Baca lengkap tentang apa itu Buy Nothing Day disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar