Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Sabtu, 03 Desember 2011

Mari Bernostalgia Dengan Masa Lalu Dan Alam Lalu

PERHATIAN!!!
Ada baiknya kalian mainkan sebuah track dari Funny Litte Dream untuk menemani kalian membaca esay ini.
1.funnyLittleDream-FunnyLittleDream by hizamibadabing

Kemarin mama dan adik gua yang paling kecil, Adit, mau berangkat untuk study tour ke Taman Matahari. Gua sempet nanya sama mama, "Disana emangnya ada apa ma ?" dan mama jawab, "Outbound, wisata air, banyak deh, kenapa mau ikut ?" tanya mama. Pas mama nanya begitu gua cuma geleng kepala. Dan berangkatlah mereka ke Taman Matahari.

Malemnya mereka pulang dengan beberapa foto sewaktu di Taman Matahari yang tersimpan didalam MemoryCard Camera Digital. Karna penasaran dengan apa itu Taman Matahari, gua minjem tuh Memory Card terus gua pasang dilaptop.

Gua buka satu-satu fotonya mama dan Adit. Ada banyak juga sih jumlahnya. Ada yang Adit lagi main disawah, yah semacam sedang belajar bagaimana cara menanam padi dan ada juga fotonya Adit yang sedang asyik main lumpur disawah bersama beberapa temannya.

"Ma, masuk Taman Matahari berapaan ?" tanya gua.

"Ga tau mama udah sekalian dari TK-nya Adit. Kalau ga sekalian kayanya 15rb-an deh" jawabnya.

Melihat foto-fotonya Adit yang lagi main disawah gua jadi pengen kesana. Yah hitung-hitung mengingat masa kecil. Ngomong-ngomong tentang masa kecil. Gua sedikit atau banyak mungkin akan bercerita tentang masa kecil gua.

Dulu waktu gua masih tinggal di Tanggerang, gua lupa nama daerahnya apa, yang jelas waktu itu sekitar tahun 1994/95 gitu dan gua masih sangat kecil. Gua tinggal di komplek yang tidak terlalu padat. Dimana dalam ketidak padatan komplek tersebut kita masih bisa menemukan lahan kosong yang terletak diantara dua rumah. Dan dilahan yang kosong tersebut biasanya dibiarkan ilang-ilang berdiri menunjukan eksistensinya dihadapan para beton. Gua dan teman-teman kecil waktu itu sering mencari kupu-kupu putih yang kecil (gua ga tau sebutan formalnya apa). Dan kita benar-benar menikmati main ditengah ilang meski setiap sehabis itu selalu gatal-gatal.

Gak jauh dari rumah gua juga, sekitar 70-90 meter terdapat aliran sungai yang membentang dan dikelilingin sama pepohonan yang rindang. Kalau pagi kita masih bisa lihat beberapa orang yang sedang menyibukan dirinya disana. Ada yang asyik mandiin kerbaunya, mencuci pakaian, ngomong-ngomong soal mencuci pakaian, dulu sempet ada mitos yang bilang kalau waktu dulu ada tukang jamu yang sedang mencuci pakaiannya tewas disana, dan katanya kalau ada busa yang tidak tau asalnya dari mana, itu tandanya tukang jamu (gaib) itu sedang melakukan aktivitasnya. Oke, kita balik ketopik awal. Gua juga masih bisa melihat anak-anak kampung sebelah yang main layangan dipinggiran sungai. Kadang tempat itu juga dipakai buat kita main sepak bola dan tentunya main perang-perangan layaknya Power Rangers yang kala itu sedang populer dimasa kita. Tapi menjelang malam, tempat itu kadang buat kita menjadi scare. Gua gak tau ini halusinasi gua waktu kecil, efek dari intimidasi orang tua yang menyuguhkan gua dengan cerita-cerita horor klasik agar gua tetap stay dirumah pada malam hari, atau ini nyata gua lihat. Pada malam hari gua pernah melihat pocong. Itu terletak di seberang sungai yang kebetulan banyak diisi oleh pohon bambu.

Gua di Tanggerang gak begitu lama, setelah itu gua pindah ke Depok. Sebelumnya pindah dulu ke Pamulang, tapi gak ada kesan apa-apa sewaktu pindah kesana. Terlalu modern dan membosankan. Tiba di Depok gua sekitar tahun 1997-98. Masih TK kala itu. Gua tinggal didaerah Mampang. Yang ternyata lebih scare dari rumah gua di Tanggerang. Di Mampang pada masa itu masih banyak kebon. Khususnya disekitaran rumah gua. Kita masih bisa melihat berbagai pohon buah dari Pisang hingga Buni. Udaranya masih cukup sejuk karna banyak pepohonan. Kebetulan gua juga sekolah di TK yang disebut TK kebon karna jalan akses menuju kesana itu harus melewati hamparan kebon. Sayangnya gua sekolah jalan kaki, coba kalau naik kuda pasti lebih berapa feel Angling Darmanya. Karna asli tempatnya itu, bukan TK guanya tapi akses menuju kesananya itu yang mirip lokasi syuting Misteri Gunung Merapi yang dilakonon oleh Farida Pasha itu.

Di daerah rumah gua, biasanya gua dan teman-teman kecil gua waktu itu, biasa main sepak bola dilapangan voli yang sekelilingnya itu pohon nangka. Disekitaran lapangan voli itu pun biasanya dijadikan tempat berjualan yang pas, mulai dari tukang es kelapa sampai bakso pasti berjubel disana. Pertama, karna lokasinya dekat dengan sekolahan. Kedua, karna disana memang cukup teduh. Jadi pas buat para siapa saja yang enggan melakukan kontak fisik dengan matahari sambil menyantap hidangan dari sang penjual yang diinginkan.

Jauh kebelakang lagi, disana terdapat rawa-rawa, dan biasanya warga sekitar mencari Kijing atau Haremis yang katanya berguna untuk obat sakit kuning. Gua pernah beberapa kali main kesana. Bukan untuk nyari kijing tapi sekedar main. Tapi orang tua gua selalu marah-marah kalau gua main disana. Katanya takut kecebur ke rawa yang menurut beberapa orang tua disekitaran sana masih ada lumpur hidupnya. Wajar orang tua gua marah. Masih disekitaran deket rawa tersebut banyak diisi oleh kebon-kebon dan juga sawah-sawah yang kalau kering biasanya dipakai sama anak-anak sekitar untuk main sepak bola atau main sepeda (dengan style ala Bike Cross,mungkin).

Waktu SD gua pernah main lumpur, bukan main sih sebenernya tapi jatuh kedalam lumpur. Itu karna rasa penasaran gua yang tinggi. Jadi, waktu itu gua sekolah di SD yang memiliki jalan akses pulang kerumah melalui dua jalan, jalan normal dan jalan rawa. Karna terlalu sering melewati jalan normal. Gua dan teman gua, waktu itu cuma berdua. Memutuskan untuk berlaga berani melewati jalan rawa yang kemungkinan tergawatnya kita akan dipertemukan oleh berbagai macam satwa liar, ular salah satunya. Tapi semua itu kita kesampingkan dengan logika irasional seukuran otak anak SD dan bermodal praktek-praktek dari Om Rob Bradl yang asli langsung gua sadur tanpa persiapan apa-apa dan tentunya tanpa keahlian apapun untuk menjadi seorang Rob Bradl, gua pun melewati jalan rawa. Sampai pada sati titik dimana mau atau tidak mau kita harus melakukan high jump untuk melewatinya. Kalau tidak mau melakukan high jump terpaksa kita harus mundur kebelakang dan itu jauh banget. Karna ini sudah hampir mencapai finish (baca: dikit lagi sampai rumah gua). Temen gua yang melakukan high jump terlebih dahulu dan ia sialnya dia berhasil. Dan gua pun mencoba dan naasnya gua gagal. Alhasil sepatu Kasogi gua dibanjiri oleh lumpur. Celana merah gua pun mendapat sentuhan sedikit oleh warna cokelat pekatnya lumpur. Dan pulang berhasil dimarahin mama. Sebagaimana anak SD pada waktu itu, gua cuma bisa nangis.

Dan masuk ke waktu gua SMP sampai kelas satu SMA gua dan teman-teman sempat membangun gubuk. yang fungsinya untuk kumpul-kumpul dan tentunya belajar bandel, yah sewajarnya anak yang baru gede, belajar merokok dan berpura-pura menjadi "rebel". Tapi itulah masa-masa transisi dari SMP ke SMA.

Setelah panjang lebar gua menulis semua ini, entah kenapa feel gua untuk ke Taman Matahari hilang dan gua mendadak kasihan sama adik gua, Adit. Gila! dijaman sekarang semua tempat yang gua sebutkan diatas itu sudah hampir hilang. Wajar kalau gua kasihan sama Adit. Adit, untuk bisa merasakan apa yang gua rasakan harus jauh-jauh ke Taman Matahari dan sialnya dia harus bayar. Hilangnya tempat-tempat yang banyak gua sebutkan diatas mungkin menjadi penyebab utamanya warnet-warnet game online ramai dikunjungi anak-anak SMP, SD, bahkan TK.

Dan nampaknya kita gak bisa marah-marah ketika ada binatang seperti musang,ular,atau biawak masuk kedalam atap atau bahkan dalam rumah kita. Karna perlu kita ingat, habitat mereka sudah hampir atau bahkan sudah tidak ada karna digusur oleh habitat untuk kita para manusia. Dan kadang hal semacam ini yang membuat gua dilema. Semoga kita punya solusi untuk mengatasi kedilemaan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar