Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Jumat, 21 Oktober 2011

Elegi Patah Arang

Kita memang sudah membaik dalam dua minggu terakhir ini. Namun gua merasa ada sesuatu yang ganjil. Sebuah perasaan hambar yang melintas tepat di tengah-tengah langkah kita berdua. Awalnya, gua tidak begitu menghiraukan perasaan itu. Dan lebih menganggapnya sebagai sebuah halusinasi efek dari rasa posesif. Namun, semakin hari semakin gua menentukan bahwa itu bukan hanya sebuah halusinasi. Perasaan hambar itu benar ada.

Sedikit kecewa saat gua tau bahwa selama (kurang lebih) dua minggu terakhir ini, lu tidak menemukan rasa nyaman sewaktu berada di samping gua. Gua juga belum bisa memastikan penyebabnya apa. Namun, setidaknya gua selama ini sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik. Menuruti semua kemauan lu. Gua melakukan semua itu bukan karna ingin terlihat baik dimata lu ataupun keluarga lu bahkan teman-teman lu, tidak. Yah, mungkin pengharapan seperti itu kadang ada. Tapi semua yang pernah gua lakukan itu sebatas untuk meringankan beban lu. Karna gua tau kondisi lu saat ini seperti apa dan bagimana. Tidak, ini bukan catatan untuk menaikan derajat gua dimata lu. Bukan juga untuk merangsang empati lu.

Tapi sekarang gua sadar dan tau, penyebab dari ketiadaan rasa nyaman itu dari apa. Asumsi ini begitu subjektif. Jangan pikir gua adalah pribadi yang sok tau. Ini hasil dari analisa gua dengan cara melihat tutur kata serta prilaku lu selama dua minggu terakhir ini ke gua. Lu sedang suka dengan seseorang. Yah, mungkin dia, senior lu di kampus itu. Gua inget waktu lu pernah bilang, ingin punya pacar yang hebat. Dan setelah gua sadar dia, cowok itu, ternyata seorang atlit pingpong dan aktif juga di kampus lu. Lu juga sering men-cemooh gua, bilang gua kurang ini lah, gua begitu lah, begini lah. Mungkin, gua terlihat begitu sensitif. Hey, ini ada sebabnya. Gua tau mana yang bercanda dan mana yang serius. Gua pun sadar, cowok tersebut, mungkin lebih dari gua, lebih secara fisik maupun moril ataupun prestasi akademik. Gua tidak sedang ber-inferior ria disini. Gua bicara tentang kenyataan. Kenyataan yang mengatakan bahwa gua adalah pribadi yang tidak memiliki kemampuan apa-apa.

Satu hal yang membuat gua kaget adalah ketika lu ternyata lebih milih cowo itu ketimbang gua. Lu memang tidak pernah mengatak secara terbuka bahwa lu memilih dia dan bukan gua. Tapi dari semua sikap lu kemarin. Itu cukup membuktikan bahwa lu milih dia. Lu membiarkan gua untuk melepas lu kala itu, yang sebenarnya cuma pancingan gua untuk mengetahui respon apa yang keluar dari mulut lu. Ternyata respon lu lebih pro ke dia. Lu inget gak sih, lu pernah bilang ke gua, bilang gua tega, seandainya gua lebih milih orang yang gua baru kenal ketimbang orang yang sudah lama dan melakukan apapun bareng gua. Mana petuah lu itu ? Kok hilang gitu aja sih ?

Atau mungkin, ini semua adalah bagian dari skenario tuhan. Mungkin tuhan sudah menuliskan suratan takdirnya untuk tidak menyatukan kita. Mungkin saja tuhan telah menggariskan untuk gua bahwa gua tidak memiliki masa depan. Maka jadilah konflik ini muncul kepermukaan sebagai wujud dari penentuan nasib lu di masa depan. Bisa saja, cowok itu, akan lebih baik buat lu dan mampu membawa lu kearah yang baik pula. Tidak seperti gua. Yah intinya, kita berdua sedang melakoni peran yang telah tuhan berikan.

Tapi yasudahlah. Gua harus bisa menerima semuanya. Maaf, kalau gua pada akhirnya menghilang begitu saja. Gua cuma gak mau menambah penderitaan lu. Gua cuma mau membuat lu merasa nyaman tanpa gua. Untuk lu bisa leluasa membuka diri untuk orang lain yang menurut lu terbaik dan pada orang tersebut lu menemukan titik nyaman yang gak lu dapet dari gua. Lagi pula, gua gak bisa memaksakan keadaan terus menerus untuk kita tetap berjalan bersama. Gua sadar tingkah laku gua yang sedikit memaksa tempo hari, sewaktu kita putus, itu membuat lu tidak nyaman karna mengandung unsur pemaksaan dan akhirnya lu benar-benar terpaksa untuk balikan lagi. Gua cuma gak mau mengulang hal yang sama. Gua akan belajar dari sejarah. Percuma jika gua paksakan, kalau diantara kita berdua tidak menemukan titik nyaman. Gua cuma gak mau jadi pribadi yang egois. Dan gua harap lu benar-benar merasa nyaman dengan cowok baru lu itu. Dan tidak pernah menyesali keputusan tersebut. #enjoyyourlife

Tidak ada komentar:

Posting Komentar