Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Rabu, 28 Juli 2010

Sambil menyelam minum tuh tai

Pemilukada untuk wilayah kota Depok sebentar lagi tiba. Jauh-jauh hari para kandidat sudah menyiapkan strategi kampanye-nya untuk meraih suara sebanyak mungkin. Berbagai cara mereka kerahkan demi mendapatkan jabatan sebagai orang nomor satu di kota ini : Walikota. Sampai-sampai scene underground (UG) mereka pakai untuk kepentingan kampanye dan ironisnya tak satu pun dari kita menyadari itu dan malah berbalik menerima-nya dengan tangan terbuka. Saya bicara seperti ini atas apa yang pernah saya lihat pada beberapa gigs yang mendapat suntikan dana dari Bapak walikota (yang juga mencalonkan kembali diri-nya pada pemiliukada untuk periode kali ini) dan para calon walikota lainnya.
Saya nggak habis fikir kenapa kita bisa begitu mudah-nya melacurkan scene ini untuk sesuatu yang sifatnya semu : Kampanye. Bicara soal kampanye tak akan jauh dari sebuah kata : Janji, janji yang hanya akan menjadi ‘kentut’. Kenapa kita tidak sadar kalau kita sedang di tipu oleh kebaikan yang mereka berikan dengan cara memberi kita dana untuk mengorganisir gigs. Mereka berani mendanai kita bukan tanpa pamrih, mereka sengaja membiaya kita agar paradigma kita berubah akan diri mereka pribadi, sehingga nanti-nya kita akan menganggap mereka adalah dewa underground yang turun menyelamatkan scene ini dari kepunahan-nya. Dan pada akhirnya kita akan berjalan ke TPS untuk mencoblos mereka karna kita anggap hanya mereka-lah yang peduli dengan scene UG,oh shit!.
Kenapa kita melakukan semua ini ?. Apa karna mereka menjanjikan kita tempat untuk mengorganisir gigs ?!. Jika itu alasannya,sungguh lucu diri kita ini,kita seperti anak kecil yang sedang merengek dan cukup di diamkan dengan janji,hahaha. Yah,mereka hanya peduli pada scene kita di saat mereka masih berstatus menjadi calon dan akan melupakan kita ketika mereka sudah di lantik sebagai walikota Depok yang baru nanti. Beri dulu kami bukti bukan janji !.
Dan yang paling membuat saya kecewa adalah keikut sertaan beberapa teman (berarti nggak semuanya loh!) dari kalangan hc/punk dalam gigs yang sebenarnya tak lebih dari acara kampanye terselubung itu. Saya tak tahu jelas apa yang ada di benak teman-teman ketika mereka bermain satu panggung dengan para kandidat pemilukada. Apakah karna mereka mendapat bayaran tinggi ? atau karna apa ? . Kenapa nggak sekalian aja kita sama-sama melacurkan diri ke kultur dominan seperti Seringai,Superman is dead,atau marjinal gitu ?! supaya kita bisa sama-sama terkenal dan untung besar. Jangan berlaga hanif di bawa bendera DIY lah,kubur wacana tentang DIY yang sering kalian bicarakan itu, jangan membuat banyak orang berfikir kalau hc/punk itu layak untuk bermain di acara-acara kampanye. Yang membuat saya heran adalah kenapa mereka tidak menyadari kalau gigs tersebut adalah bagian dari kampanye yang di lakukan oleh salah satu kandidat pemilukada. Sebetulnya semua itu bisa mereka sadari ketika mereka tau bahwa EO-nya mendapat suntikan dana dari Ormas yang di sinyalir adalah tim sukses sang kandidat,apa jangan-jangan mereka pura-pura tak tau ?! hanya mereka yang bisa menjawabnya. Dan saya nggak bisa membayangkan jika suatu hari nanti tidak ada lagi penyanyi-penyanyi dangdut yang mengisi acara-acara kampanye parpol karna sudah di gantikan oleh band-band hc/punk,pasti itu akan membuat isi perut saya keluar dan habis terkuras,hahahaha.
Memang, setiap gigs yang di danai oleh para kandidat pemilukada sekilas terlihat bukan seperti acara kampanye dan sang kandidat pun tak mempromosikan diri-nya secara terang-terangan seperti yang biasa mereka lakukan di iklan-iklan tv atau di spanduk-spanduk yang mereka tempelkan di sudut-sudut jalan “Pilih saya!!,ayo pilih saya!” tidak,mereka memang tak melakukan itu,sehingga kita tak menyadari kalau acara yang sedang kita nikmati tersebut adalah acara kampanye terselubung. Mereka berkampanye dengan mengandalkan kesan dan citra,mereka memberi kita semua kesan dan citra yang baik yang peduli akan perkembangan scene UG dan Itu memang strategi mereka agar kita tidak menyadari kalau kita sedang di bodohi dan di peralat mereka. Pada intinya, mereka telah menjadikan kita,EO,dan Underground untuk kepentingan politik mereka,sekali lagi saya katakan ini adalah KAMPANYE TERSELUBUNG!.
Dan mungkin di antara kalian ada yang berfikir “Ah bodo amat kita nggak di rugiin ini dan mereka ini yang rugi ngluarin duit untuk kita,ngapain di ambil puyeng!”, salah jika kalian berfikir mereka akan rugi dengan mendanai kita dalam mengorganisir gigs. Semua ini sudah mereka fikirkan matang-matang. Dari pada mereka pasang iklan di tv yang bisa menghabiskan dana hingga berpuluh-puluh juta lebih baik mereka mengeluarkan dana 5 juta-15 juta untuk mendanai kita dalam mengorganisir gigs. Dan kenapa mereka memilih berkampanye dengan menggunakan scene UG ? kenapa nggak menyewa artis ibu kota seperti yang di lakuakan oleh para kandidat dalam pemilu presiden lalu saja ?! karna mereka melihat potensi di scene ini, potensi untuk meraih suara sebanyak-banyaknya. Yang mereka lihat pertama, scene UG sudah sulit untuk mendapatkan izin tempat di dalam kota depok sendiri,sekalinya dapet izin itu harus melalui orang dalem (orang walikota atau kepolisian) atau nggak harus punya dana yang besar. Atas dasar itulah mereka masuk ke dalam scene UG dengan wajah licik yang di balut dengan senyuman hingga nampak samar dan menawarkan untuk membuat gigs dengan dana di tanggung oleh mereka semua,sungguh pintar bukan?!. Kedua, mereka melihat scene UG ini di dominasi oleh para pemuda-pemudi labil yang masih berumur belasan bahkan baru punya KTP kemarin sore dan tentunya mudah untuk di pengaruhi. Itu lah kenapa mereka menggunakan UG untuk kampanye terselubung ini. Mereka sengaja mendanai kita dalam mengorganisir gigs agar kita memilih mereka nanti dan kita pun akan berkata “Wah pilih nih Bapak A,dia sering biayain kita,dia walikota yang gaul abis,peduli banget sama underground!”,bullshit lah!.
Jujur saya lebih semangat datang ke gigs yang di organisir secara kolektif ketimbang gigs semacam ini. Karna saya pernah sekali datang ke salah satu gigs tersebut dan di tengah-tengah acara datanglah seorang pria tua berkumis yang belakangan mengkalim diri-nya sebagai “Walikota Gaul” dan berceramah sambil memuji-memuji scene UG serta EO-nya dan serontak mengundang tepuk tangan dari pada hadirin yang datang yang kebanyakan di dominasi oleh para pelajar-pelajar yang baru memiliki KTP kemarin sore,sekali datang langsung membuat saya trauma,trauma karna nggak habis fikir gigs UG jadi acara kampanye terselubung begini. Teman-teman saya pun sempat bergecak kagum pada sang pria tua berkumis tersebut dan mengatakan “Wah keren nih gigs, sampe-sampe walikota aja peduli banget!”,hahaha, iya peduli lah wong beliau minta di pilih.
Dengan tulisan ini bukan berarti saya menganggap diri kalian salah dan diri saya-lah paling benar sejagat raya. Saya hanya seorang poseur yang kecewa dengan sikap yang telah kalian ambil sampai se-jauh ini. Apabila di antara kalian kurang setuju bahkan tidak setuju sama sekali dengan apa yang saya tuliskan ini,dengan amat senang hati saya menerima kalian untuk duduk satu meja dengan saya. Dan saya hanya bisa berharap semua ini adalah yang terakhir kalinya kita (underground) bekerja sama atau lebih tepatnya terbodohi dan di jadikan tempat untuk kampanye mereka (para kandidat pemilukada/parpol). Mari kita sama-sama membangun scene ini secara bergotong-royong tanpa bantuan mereka. Karna saya percaya tanpa mereka kita masih bisa mengorganisir gigs atau melakukan apapun yang kita inginkan. Wake up!,Depok underground scene,c-mon....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar