Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Selasa, 04 Januari 2011

Suka Duka Pramuniaga : Loyalitas Seorang Pramuniaga Dengan Upah Rendah

Setiap bos pasti mengharapkan karyawannya untuk memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaannya. Karyawan di tuntut harus bekerja lembur melebihi jam kerja yang di tentukan oleh pemerintah. Kewajiban dan hak untuk karyawan juga tak seimbang. Lebih banyak kewajiban ketimbang haknya. Karyawan di tuntut untuk terus menaikan omset yang tinggi setiap harinya. Namun tetap saja,upah yang di terima karyawan jauh lebih rendah dari setiap target omset yang di tentukan oleh perusahaan.
Bukan tak bersyukur atau mengharapkan gaji karyawan sama rata dengan gaji yang di dapat oleh bos. Tapi,alangkah baiknya,para bos tak hanya memikirkan profit perusahaan yang terus di tekankan pada karyawannya untuk terus meningkat tapi juga memikirkan kesejahteraan bagi karyawaannya.
Kita,para karyawan (dalam hal ini pramuniaga) di tuntut harus melakukan service yang memuaskan kepada calon pembeli guna mampuh meraih penjualan. Kita sudah semaksimal mungkin dalam bekerja. Bersikap manis (meski itu hanyalah sebuah strategi marketing) pada calon pembeli sampai terkadang harga diri kita di injak-injak oleh mereka (calon pembeli). Tapi tetap saja. Sebanyak apapun barang yang berhasil kita jual,seberapapun tingginya omset yang kita dapatkan,tetap saja upah yang kita terima tak sepadan dengan semua itu. Bersyukur ? yah hanya itulah yang kita bisa. Tapi,apa salahnya kalau kita berharap lebih dari apa yang sudah berhasil kita lakukan. Kenapa hak dan kewajiban kita tak seimbang ? kenapa masih lebih banyak kewajiban ketimbang hak ?
Ini semua sesuatu yang wajar atau tidak wajah sih sebenarnya ?

2 komentar:

  1. kalo dibilang wajar ato gak wajar, gak ada tolak ukurnya. jika kita masuk ketoko jadi karyawan yg tadinya gak tau apa2 dan sekarang udah pintar melayani konsumen udah tau teknik berdagang itu adalah suatu keuntungan besar yg ga bisa kamu bayar. coba aja bayangkan jika kamu sekolah berapa bayar spp, berapa bayar ongkos tiap hari biaya hidup selama sekolah.
    jika kamu dari sekolah khusus pramuniaga tentu ada standar gaji donk dan itu pasti telah ada perhitungannya jadi ya gak perlu komplain

    BalasHapus
  2. maaf baru merespon karna saya tidak mengetahui.
    oke sebelumnya terima kasih karna anda sudah mau membaca postingan saya dan meresponnya.

    mungkin anda ada benarnya juga. tapi ayolah kita coba berfikir secara kenyataan lagi. coba kita lihat di sekeliling kita,hitung berapa banyak dari teman-teman/sanak famili yang bekerja dengan upah rendah. yang terkadang upah rendah itu masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok kita sebagai manusia yakni makan. apalagi jika kita sudah berkeluarga,harus di potong ini dan itu,untuk ini dan untuk itu. sedangkan semua harga kebutuhan hidup melonjak tajam. dan itu akan membuat kita menggunakan sistem gali lobang tutup lobang untuk bertahan hidup. satu lagi,apakah kita hidup didunia ini hanya untuk bertahan ? bukankah kita,saya,kamu juga ingin merasakan hidup (lebih dari sekedar untuk bertahan) ?

    terima kasih atas komentarnya.


    nb:alangkah baiknya kamu tidak beranonim ria agar kita bisa berteman :D

    BalasHapus