Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Sabtu, 01 Januari 2011

Suka Duka Pramuniaga : Selalu Salah

Gimana perasaan kalian kalau kalian sudah bekerja semaksimal mungkin tapi nggak pernah di anggep oleh atasan kalian atau atasan kalian menilai kalian hanya bermalas-malasan saja dan tak pernah melakukan apapun ? pastinya nggak enak dong. Itulah yah terjadi pada gua kali ini. ini kali keduanya gua di anggap tak lebih baik dari teman gua,Irawan.

Semuanya berawal ketika gua dan Irawan menghadapi tes kepramuniagaan untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja gua selama beberapa hari kerja di toko buku itu. Setelah semua soal yang di berikan,selesai gua jawab. Bu Yuli,yang notabene adalah Branch Manager di toko itu mengatakan kalau gua nggak berbenah produk dan ketika sedang melayani costumer gua suka merasa lebih tau padahal gua belum tau sama sekali dan ujung-ujungnya bertanya lagi sama senior,katanya. Sebetulnya saat di singgung akan hal ini gua mau melakukan sedikit pembelaan dan menyanggah semua asumsinya selama ini tentang kinerja gua di toko,bahwa persepsinya itu salah. Tapi,gua belum punya cukup keberanian untuk itu,karna gua masih baru di sini.
Oke,melalui blog nista gua ini. gua akan sedikit klarifikasi atas semua asumsi bu Yuli itu. Pertama. Siapa bilang gua nggak pernah berbenah produk,nggak pernah bersih-bersih di toko. Setiap kali gua masuk pagi. Gua selalu usahakan untuk membersihkan semua produk mulai dari mouse hingga mesin fax. Meski gua tau bahwa produk yang gua bersihkan itu belum kotor atau masih bersih. Tapi,di sini gua mencoba untuk aktif tanpa bermaksud untuk mencari muka sama sekali. Satu hal yang ingin gua pertanyakan pada bu Yuli,yang sayangnya belum berani gua pertanyaan kepadanya adalah jika Irawan itu lebih aktif dalam hal membersihkan produk ketimbang gua,kenapa pada bagian telfon,mouse,dan tinta itu masih terdapat serpihan-serpihan debu,entah itu yang melekat pada produk-produk tersebut maupun pada kaca peyanggahnya ? seharusnya jika Irawan itu lebih rajin membersihkan semua produk,debu itu nggak bakal ada dan nggak bakal gua bersihkan lagi. Tapi kenapa masih ada debu ? itu yang seharusnya di pertanyakan.

Kedua. Memang benar. Saat sedang melayani costumer gua suka merasa lebih tau akan produk yang ingin di beli oleh costumer. Sebetulnya sih bukan merasa untuk lebih sok tau. Tapi terkadang,ada beberapa poin yang belum gua sempat tanyakan ke senior gua tentang produk produk tersebut. jadi pada saat costumer bertanya akan poin tersebut,gua suka mati gaya dan akhirnya meminta bantuan pada senior gua. Tapi seharusnya itu bisa di maklumin sama bu Yuli karna di sini gua baru bekerja beberapa hari saja. Lagi pula,hal yang gua dapet dari senior gua tentang pengenalan produk-produk itu (dalam hal ini Printer) hanya sebatas tipe tinta,harga tintanya berapa,dan mampu bisa menghasilkan berapa lembar,itu aja. Sedangkan costumer terkadang suka bertanya lebih detail dari itu,bahkan terkadang ada costumer yang suka bertanya apa kelebihannya printer A dengan printer B (yang bertipe lebih tua dari printer A dan tidak di jual di toko gua ini),gua pasti bisa kelabakkan menjawabnya. Apa salahnya sih gua meminta bantuan untuk itu ke senior gua ? dari pada,ketika gua jawab akan poin yang tak sama sekali gua mengerti itu dengan seSOKtaunya gua dan berbuntut pada kecewanya costumer pasca membeli barang dari toko gua ini,itu bisa makin runyam.

Menurut gua bu Yuli itu amat sangatlah subyektif. Tapi,gua nggak meyalahkan kesubyetifan bu Yuli itu. Karna itu sangatlah manusiawi. Gua pun terkadang suka begitu. Suka berfikir kenapa sih A kok begini sama gua,tanpa pernah mau mencari tau dulu kenapa si A bisa begini sama gua,misalnya.

Hal seperti ini bukanlah yang pertama kali gua dapat ketika bekerja di toko ini. sebelumnya gua pernah mengalami kejadian seperti ini oleh pak Alwi –kasi buku di toko ini-. tapi apa yang pa Alwi tuduhkan kepada gua itu lebih meyakitkan dan terdengar absurd sama sekali,non fakta. Beliau menuduh kerjaan gua di sana hanyalah baca majalah saja dan sering dateng terlambat. Oke,gua emang pernah dateng terlambat. Tapi itu hanya dua hari. Dan gua punya alasan akan hal ini. gua terlambat karna pertama,angkot di rumah gua (S16) itu suka ngetem sewaktu penumpangnya belum penuh dan itu bisa menghabiskan waktu yang tak dapat di prediksi sama sekali,angkotan umum 02 (jurusan pondok labu-labak bulus-ciputat) juga sering begitu. Dan yang kedua,pada hari pertama gua kerja,gua belum tau sama sekali letak geografinya toko buku itu di mana-mananya. Gua udah berusaha bertanya pada satpam PIM di mana letak toko itu. Tapi sayangnya,karna gua baru pertama kalinya ke PIM (norakkan gua ?) dan ternyata PIM itu lebih luas dari apa yang ada di benak gua selama ini. gua nyasar hingga ke PIM 2,sedangkan toko itu ternyata ada di PIM 1. Tapi setelah dua hari pertama itu gua telat,pada hari-hari berikutnya gua nggak telat. Bahkan gua datang lebih dulu dari orang yang megang kunci rollingdoor toko,sekitar jam 7 pagi kadang gua sudah sampe di PIM.

Untuk asumsi pa Alwi yang mengatakan kalau gua kerjaannya hanyalah membaca majalah,itu pun tak sepenuhnya benar. Memang gua pernah sempat membaca dalam jam kerja tapi itu bukan baca majalah melainkan buku ataupun novel. Itu pun gua lakukan ketika toko sepi costumer. Dan pada waktu itu memang sempat gua membaca majalah sebentar. Tapi itu pun,sehabis melayani costumer. Jadi,waktu itu ada costumer yang mau mencari majalah A dan karna di bagian majalah Cuma ada Andre –pramuniaga majalah- dan dianya juga entah lagi kemana. Jadi,gua yang layanin dan mencarikan majalah yang costumer inginkan. Setelah dapat. Costumernya pun bertanya “mas sampulnya bisa di buka nggak ?” dan gua pun mejawab “bisa ibu!” . gua pun membuka sampul plastik majalah itu. Setelah gua buka dan memberikannya ke ibu tadi. Ibu itu langsung bilang “yodah mas,saya minta yang masih ada sampulnya yah. Soalnya buat kasih ke orang” oke,gua pun kasih ibu itu majalah yang masih ada sampulnya. Dan gua memegang majalah yang nggak ada sampulnya yang kebetulan juga gua baca isinya sedikit karna penasaran apa sih yang di cari dari majalah ini oleh ibu tadi. Lagi pula,kalau pa Alwi menuduh kerjaan gua itu Cuma baca majalah,itu nggak benar juga ah. gua juga bantuin Andre untuk masang barcode di majalah,ngwrappingin majalah yang sampulnya udah ke sobek,ngambil buku dari gudang buat di dsplay di toko. Emang sih,waktu Rizal –pramuniaga buku pelajaran- lagi sibuk ngretur buku,gua nggak ikut ngbantuin. Tapi jangan salah dan berfikiran kalau gua males bantuin dia. Gua Cuma belum paham,karna gua fikir ngretur itu adalah kerjaan yang berat dan butuh tanggung jawab dan nggak bisa di lakukan oleh sembarang orang apalagi anak baru kaya gua ini. gua Cuma takut,ketika gua mengajukan diri untuk membantu rizal,dia malah merasa terbebani,karna sebelumnya harus memberi tau gua dulu kalau sistem ngretur tuh yah kayak begini dulu,kayak begitu dulu dan berujung pada waktu yang memolor panjang,seharusnya kelar cepet tapi dengan di bantu gua plus mengajarin gua dulu,jadi lama selesainya. Tapi,suatu saat gua pasti akan bantuin kok,karna suatu saat nanti juga gua akan menghadapi itu,menghadapi apa yang namanya ngretur barang.

Tapi. Kayaknya gua melakukan pembelaan kaya gimana juga ke mereka berdua. Asumsi mereka tentang kinerja gua nggak akan pernah berubah. Gua masih akan tetep tidak lebih baik dari teman gua tadi,Irawan. Meski begitu,gua gak boleh berkecil hati dan down duluan. senggaknya gua udah mencoba untuk bekerja semaksimal mungkin di toko ini. kalaupun itu,masih di anggap kurang maksimal yah gua akan minta maaf kepada kalian yang mengaanggap hal yang gua lakukan ini kurang maksimal. Gua akan lebih berusaha lagi,untuk jadi maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar