Recent News

Selamat datang kawan di blog personal saya. Semoga anda tidak muntah membaca semua postingannya.

Jumat, 29 Juli 2011

Gig Report : Blues For Freedom

Sebentar lagi mau masuk bulan Ramadhan dan itu otomatis akan menghentikan beberapa acara musik, khususnya Indie/Underground. Kecuali musik-musik dari band Pop komersil yang lagi berlomba-lomba berjualan Hits religinya dan road show dengan tema bulan suci ramadhan ke beberapa kota.

Bakal kangen banget pastinya : liat performance dari band kesukaan kita,nyanyi bareng,berdansa bareng,dan seru-seruan lah pokoknya. Dan untungnya ada sebuah gig yang kayaknya pas banget untuk menjadi obat penahan rindu selama satu bulan kedepan nanti yakni 'Blues For Freedom' yang bertepat di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat.

Dari namanya saja sudah bikin hati bergetar pastinya, Blues For Freedom. Yah, gig kali ini di maksudkan sebagai ajang pengungkapan suara hati. Seperti yang berhasil gua kutip dari Grup Facebooknya, "Blues adalah manifesto ungkapan suara hati. Ketika hak asasi tertindas, saat kemerdekaan terenggut, manakala demokrasi ternoda, maka Blues menjadi bahasa yang menetes tanpa henti untuk memecahkan karang pandir dan kelu."

Gig ini di meriahkan oleh band-band ibu kota seperti Efek Rumah Kaca,Bangku Taman,The Flowers,Getah,Navicula,Gugun Blues Shelter,Leonardo,dan Harry Pochang Blues Libre. Tidak hanya menampilkan perfom dari band-band itu saja. Gig ini diramaikan pula oleh stand-stand dari beberapa band yang mencoba mendagangkan merchandisenya. Ruang Rupa (RURU) Gallery juga ikut andil dalam gig kali ini. Itu terbukti ada beberapa foto sepeda motor antik dan unik yang pernah gua lihat waktu RURU mengadakan pameran di kediamannya dengan tajuk Diperkosa Kota.

Gua datang ke sana bersama Bagol a.k.a Tammi (OurSpirit). Gua jalan dari rumah jam 18.30 karna gua tahu acara mulai jam 20.00. Berhubung jarak dari Depok ke Cikini lumayan, maka dari itu gua jalan dari jam segitu.

Sesampainya di TIM puluhan orang dengan sepeda motornya sudah nampak saling mengantre untuk masuk. Sebagai penikmat musik yang baik, gua pun mengikuti aturan dan (terpaksa) ngantre.

Setelah terbebas dari antre mengantre. Gua lekas menuju Plaza Teater Kecil yang menjadi venue untuk gig kali ini. Wow! kurang lebih ratusan orang sudah nampak meramaikan venue. Band juga sepertinya belum ada yang tampil. Itu tandanya gua beruntung. Gua dan Bagol sempat tidak enak hati (terutama Bagol yang agamais banget) ketika tahu kalau gig kali ini berbarengan dengan Haulan Mbah Cikini. Was-was juga sih, takutnya lagi asyik-asyik ber rocknroll ria tiba-tiba pasukkan FPI menyerbu.

Di atas stage nampaknya sudah ada Harry Pochang Blues Libre yang siap menyelesaikan setlistnya. Satu persatu lagu andalan mereka dibawakan. Sorry nggak menyebutkan judul lagunya,karna gua gak hapal judulnya. Tapi dua lagu terakhir mereka mengcover dua lagu dari Iwan Fals : Bongkar dan Bento. Pasukan Blues ini benar-benar gila (dalam arti mempesona). Sentilan demi sentilan SosPol dalam lagunya membuat gua merasa ingin berlari ke gedung DPR MPR sambil bawa spanduk besar bertuliskan "Maaf pak! Anda semua telah gagal!" crowd benar-benar terbakar oleh mereka. Gua kagum melihat Harry Pochang dengan Harmonikanya. Meski rambut sudah mulai memutih namun nafas tak pernah ringkih. Mereka juga sempat berkolaborasi bareng Reza (Maaf kalau salah tulis), seorang pemain harmonika yang tak kalah mempesonanya dengan Harry Pochang. Overall, gua puas lihat mereka. Mereka keren!!!

Setelah Haryy Pochang Blues Libre menyelesaikan setlistnya. Getah (Goth n Roll band dari Jakarta) sedang menyiapkan setlistnya. Jujur gua tidak bergitu menikmati musik mereka. Bukan karna musik mereka tidak bagus tapi memang musiknya bukan selera gua. Namun semua itu sedikit terobati ketika mereka melakukan kolaborasi bersama seorang pemain harpa wanita nan cantik jelita, Maya Hasan,pada lagu ketiganya. Dan itu diakhiri oleh penampilan lady rocker bernama Karisa yang juga menjadi teman kolaborasi Getah di malam itu. Crowd pun menjadi yang tadinya panas menjadi dingin.

Suasana yang dingin kembali memanas ketika video Boris (Gitaris The Flowers) muncul pada salah satu kain yang menandakan akan segera tampilnya The Flowers (RockNroll band dari Jakarta). Benar tak lama setelah video Boris selesai, The Flowers segera naik panggung. Sentak puluhan atau bahkan ratusan orang maju secara bersamaan. The Flowers memang banyak di tunggu-tunggu pada malam itu. Terbukti beberapa orang yang tak sengaja gua dengar pembicaraannya menantikan penampilan band rnr ini. Mereka membawa sejumlah hits mereka seperti Kau bukan tuhan,Bu Dokter,Bayangan,Kagak ada matinya,dan Rajawali yang berhasil membuat kita semua terhipnotis. Terlebih pemainan gitar dari Boris yang harmonis nan gahar membuat suasana menjadi kian memanas. Eugen juga tak kalah gilanya memainkan Saxophone miliknya. Penampilan mereka benar-benar mencairkan kebekuaan sebelumnya. You fuckin' rock guys!

Sebenarnya band yang paling gua tunggu itu adalah Efek Rumah Kaca dan Bangku Taman dimalam itu. Tapi gua pesimis bisa menyaksikan penampilan mereka yang di taksir akan tampil malam. Setelah The Flowers menyelesaikan setlistnya, gua dan Bagol memilih mundur kebalakang untuk menghabiskan beberapa batang rokok. Disela-sela kita menghabiskan rokok, suara Cholil terdengar. Dan setelag gua menengok kearah stage. Ternyata videonya sedang diputar. Itu tandanya ERK akan segera tampil. Gua dan Bagol langsung menuju stage.

Sial,stage sudah di padati orang-orang yang ngfans berat sama Trio Pop Minimalist ini. Dan gua kebagian di belakang. Dan untungnya gua masih bisa melihat Akbar dibelakang set drumnya. ERK langsung menggebrak crowd dengan Desember. Terlalu slow untuk memanaskan crowd kembali. Sempat terjadi problem kecil waktu mereka membawakan Desember yakni feedback keluar dari gitar milik Cholil dan sound mendadak mati, alhasil kita hanya bisa melihat Cholil memetik gitar tanpa suaranya saja. Namun itu tidak membuat perform mereka goyah, mereka tetap profesional. Untungnya itu tidak bertahan lama dan segera diatasi. Kita pun bisa kembali bersingalong ria. Setelah Desember, ERK menggebrak crowd dengan Mosi Tidak Percaya, beat dari lagu ini benar-benar bisa memanaskan crowd kembali. Alhasil semua penonton saling teriak, "Ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya!" Gua suka banget pembawaan Cholil yang calm menyampaikan orasi-orasinya sebelum memulai sebuah lagu. Tapi gua merasa ada yang kurang, kenapa ? ERK membawakan jumlah lagu yang sedikit dan relatif lebih pendek dari band-band sebelunya. Padahal tujuan gua ke TIM yaitu salah satunya adalah menyaksikan Cholil dkk tampil. Tapi yasudahlah, mau diapain juga. Alasan Cholil untuk hal ini pun cukup logis, "Masih ada band-band yang akan tampil setelah kita!" Oh yah, ERK kali ini tampil tanpa bassis mereka, Adrian Yunan, yang masih terserang sakit dan posisinya di gantikan oleh Hans, C'mon Lennon. Overall, Single Hilangnya oke tuh. Cepat Rilis jadi cd lah.

Tak terasa hari sudah menjelang tengah malam. Karna besoknya ada kegiatan. Gua dan Bagol memutuskan untuk pulang. Gua harus rela melewatkan penampilan ciamik dari Bangku Taman. Gilanya Gugun Blues Shelter. Dan Navicula. Mungkin next time gua akan lihat kalian.

Sekian gig report singkat dari gua untuk gig Blues For Freedom di TIM, 29 July 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar